You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pages

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Adhe_Blazzerikers Senin, 14 Mei 2012

Bagaimana asuhan keperawatan pada luka bakar???
Defenisi luka bakar:
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) .
Pada kasus ini kita hanya akan membahas luka bakar termal. Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Bagaimana cara perawatan pada luka bakar?
This is, the general of that:
Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk membersihkan luka bakar. Misalnya hidrotherapi dengan perendaman total dengan menggunakan larutan salin atau antiseptic, seperti larutan yodium atau bethadin yang encer.
Therapi antibiotic topical
Therapi antibakteri topical tidak mensterilkan luka bakar tetapi hanya mengurangi jumlah bakteri agar keseluruhan populasi mikroba dapat dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh pasien. Therapi topical akan meningkatkan upaya untuk mengubah luka yang terbuka dan kotot menjadi luka yang tertutup dan bersih.
Penggantian balutan
Balutan dapat diganti di kamar pasien, ruang hidrotherapi, ataupun di bagian perawatan kurang lebih 20 menit sesudah pemberian analgetik.
Debridemen
Debridemen merupakan sisi lain pada perawatan luka bakar. Tindakan ini memiliki dua tujuan :
  • Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing, sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi bakteri
  • Untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi graft dan kesembuhan luka.
Graft pada luka bakar
Jika lukanya dalam (full-thickness) atau sangat luas, reepiteliasisasi spontan tidak mungkin terjadi. Karena itu diperlukan graft (pencangkokan) kulit dari pasien itu sendiri (autograft).

sumber: http://hidayat2.wordpress.com/, http://copyaskep.wordpress.com

Adhe_Blazzerikers Jumat, 04 Mei 2012

Sistem Perkemihan (Urinaria)


Pengertian
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
  • Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
  • Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
  • Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
  • Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Fungsi ginjal:
  1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
  2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
  3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
  4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
  5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
Uji fungsi ginjal terdiri dari:
  1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk ke urine.
  2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
  3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
            Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
Fisiologi ginjal
Ginjal berfungsi:
  1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
  2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
  3. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
  4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
  5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).
Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah  90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut yaitu:
  1. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
  2. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
  3. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
            Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)      Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)      Proses  reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3)      Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Peredaran darah ginjal
ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).
Ekskresi urine – Filtrasi glomerulus – Reabsorpsi tubulus + Sekresi tubulus
a.    Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang  yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat dihitung sebagi berikut.
Filtrasi – Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma
Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada protein plasma.
            Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
b.    Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.
            Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan membran brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
            Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
  1. Tidak terdaptnya ginjal.
  2. Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
  3. Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari kesalahan perkembangan dalam perkembangan tubulus.
Penyakit ginjal
Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan apabila sejumlah besar nefron mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal: sekresi urina hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada urine, produk metabolisme (misalnya urea) yang seharusnya di ekskresi tidak diekskresi dan terjadi penumpukan dalam darah, serta keseimbangan asam basa tubuh menjadi terganggu.
            Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus merupakan bagian khusus yang terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya protein dalam urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam jaringan. Pada glikosuria renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan kongenital pada anatomi dan fungsi nefron.
Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
  1. Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok, penurunan curah jantung ditujukan pada otak dan jantung menyebabkan kerusakan pada ginjal).
  2. Glomerulo nefritis berat
  3. Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal.
Bila gagal ginjal terjadi pada beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami kerusakan permanen. Pada urine yang disekresi terhenti sama sekali (terjadi urinarius) atau berkurang dalam jumlah yang sangat kecil (oligura), terdapat perubahan keseimbangan asam basa yang berat dan produk akhir metabolisme tubuh tidak diekskresi. Gagal ginjal kronik merupakan akibat dari kerusakan nefron yang permanen ole penyakit ginjal apa saja yang berat, adanya bukti terjadi gagal ginjal terlihat apa bila sekitar 75% dari nefron sudah tidak berfungsi.
Pada diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks hipotalamuspituitari dan sebagai konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam duktus kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak yang pekat.
Abnormalitas kandungan urine:
  1. Glukose
  2. Benda-benda keton
  3. Garam empedu
  4. Pigmen empedu
  5. Protein
  6. Darah
  7. Beberapa obat-obatan
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
  1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
  2. Lapisan tengah lapisan otot polos
  3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
            Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
            Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
            Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
            Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri            hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
            Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
            Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
  1. Arteri renalis
  2. Arteri spermatika interna
  3. Arteri hipogastrika
  4. Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Vesika urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
  1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
  2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
  3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.
 Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria/
            Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Uretra pria
Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
  1. Uretra prostatia
  2. Uretra membranosa
  3. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm  yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter  yang dilalui sepanjang saluran.
Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
            Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan  vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.
Ciri-ciri urine yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
  • Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
  • Baunya tajam.
  • Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
  • Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
 Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
  • Air                   96%
  • Benda padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

Adhe_Blazzerikers Rabu, 02 Mei 2012

7 jurus berikut ini dan dapatkan kualitas hidup yang lebih baik:

1. Udara bersih, paru-paru pun sehat
Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya ? Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
2. Banyak minum air putih
Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
4. Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat
Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian.
Dengan berolahraga 2 - 3 kali per minggu, selama 30 - 45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.
5. Kontrol kerja otak
Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya sekedar mendengarkan musik.
6. Jalani hidup secara harmonis
Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Lakukan semua itu sebagai upaya pencegahan dengan selalu mengingat nasihat orang bijak untuk "membuat sumur sebelum timbul rasa haus".
Gunakan akal sehat! Itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
7. Gunakan suplemen gizi
Hanya jika perlu! Tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan.
Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.
 

Adhe_Blazzerikers

DEFINISI NYERI

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial.

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.

Nyeri terjadi bersamaan dengan proses penyakit.
Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri disbanding tenaga professional kes. lainnya shg perawat mempunyai kesempatan lebih banyak untuk membantu menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan.

Definisi Nyeri menurut Keperawatan:
"Apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya."

Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri :
"Semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui."

Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada

Perawat percaya kepada pasien saat mereka menun-jukan bahwa mereka merasakan nyeri
Nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penye-bab fisik atau sumber yang dapat diidentifikasi.
Meskipun beberapa sensasi nyeri dihubungkan dengan status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam dihubungkan dengan status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan tidak hanya membayangkan saja.
Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari stimuli fisik dan emosional.

Pengkajian harus mencakup informasi tentang penyebab fisik & factor emosional yang mempengaruhi persepsi individu terhadap nyeri

Pokok penting : apa yang dikatakan pasien tentang nyeri adalah tidak pada pernyataan verbal.

Perawat harus mengkaji prilaku non verbal yang dapat terjadi bersama dengan nyeri.

Waspada terhadap pasien yang menyembunyikan nyeri saat terjadi nyeri
Banyak pasien yang menyangkal nyeri yang sedang dialaminya karena takut dengan perawatan / pengobatan.
Perawat harus jeli terhadap bahasa tubuh pasien.
Perawat yang melihat prilaku pasien yang menyembunyikan nyeri harus menggali bersama pasien mengenai penyebabnya.

KATEGORI NYERI

Nyeri dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Nyeri Akut
Awitan : timbulnya mendadak.
Tujuan : mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi
Intensitas : ringan s.d. berat
Durasi : durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan)
Respon otonom:
Konsisten dengan respons stress simpatis
Frekuensi jantung meningkat
Volume sekuncup meningkat
TD meningkat
Dilatasi pupil meningkat
Tegangan otot meningkat
Motilitas gastrointestinal menurun
Aliran saliva menurun (mulut kering)
Komponen psikologis: ansietas
Contoh : nyeri bedah, trauma.

Efek membahayakan dari nyeri akut :
Nyeri akut dapat menimbulkan :
Ketidaknyamanan
Gangguan sist. pulmonary, kardivaskular, gastrointestinal, endokrin dan immunologic.
Respon stress: meningkatnya laju metabolisme, curah jantung, kerusakan respon insulin, peningkatan produksi kortisoll dan meningkatnya retensi cairan.
Pasien dengan nyeri hebat dan stress yang berkaitan dengan nyeri dapat tidak mempu untuk napas dalam dan mengalami peningkatan nyeri dan mobilitasi menurun.

Nyeri Kronik
Tujuan : -
Awitan : terus menerus atau intermiten
Intensitas : ringan s.d. berat
Durasi : 6 bulan atau lebih
Respon otonom : tidak terdapat respon otonom
Komponen psikologis: depresi, mudah marah, menarik diri dari minat dunia luar, menarik diri dari persahabatan.
Respon jenis lainnya: tidur terganggu, libido menurun, napsu makan menurun.
Contoh : Nyeri kanker, arthritis, neuralgia trigeminal.
Efek Membahayakan Dari Nyeri kronik:
Nyeri kronik dapat menyebabkan supresi fungsi imun shg meningkatkan pertumbuhan tumor.
Sering mengakibatkan depresi dan ketidakmampuan melakukan hub. interpersonal s.d. memenuhi kebut. pribadi.
Dalam penggunaan opioid akan cenderung ketagihan dan menurunkan ambang batas nyeri

PERSEPSI NYERI

MEKANISME NEUROFISIOLOGIK NYERI
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri.
Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai System Nosiseptif.
Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalamai intensitas nyeri yang sama.
Suatu stimulus dapat mengakibatkan nyeri pada suatu waktu tetapi tidak pada lain waktu.
Eg : Nyeri akibat arthritis konis dan nyeri pasca operasi sering terasa lebih parah pada malam hari.

TRANSMISI NYERI
1. Reseptor Nyeri (Nosiseptor)
Yaitu ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak.
Stimuli bisa berupa : mekanik, termal, kimia.
Sendi, otot skelet, fasia, tendon dan kornea juga mempunyai reseptor nyeri yang mempunyai potensi untuk mentransmisikan stimuli yang menyebabkan nyeri.
Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local, sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat.

Pelepasan histamine dari sel-sel mast

Vasodilatasi
Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebrata sisterm syara dan organ internal yang lebih besar.

Nyeri sering disertai efek vasomotor,
otonom & visceral

Bila stimuli kuat pada serabut cabang visceral dapat mengakibatkan vasodilatasi dan nyeri pada area tubuh yang berkaitan dgn serabut tsb.

NYERI ALIH

2. Mediator Kimia dari Nyeri
Sejumlah substansi yang mempengaruhi sensitivitas ujung2 syaraf / reseptor nyeri dilepaskan ke jaringan ekstraseluler sebagai akibat dari kerusakan jaringan.
Zat-zat kimiawi yang meningkatkan transmisi nyeri meliputi :
Histamine
Bradikinin
Asetilkolin
Substansi Prostaglandin

Endorfin dan Enkafalin merupakan substansi (zat kimiawi) endogen yang berstruktur serupa dengan opiod

berfungsi sebagai inhibitor terhadap
transmisi nyeri.

Serabut interneural inhibitori yang mengandung enkafalin terutama diaktifkan melalui aktifitas dari :
Serabut Perifer Non Nosiseptor
yaitu serabut yang tidak mentransmisikan stimuli nyeri, yang berada pada tempat reseptor yang sama dengan reseptor nyeri atau nosiseptor.
Serabut Desenden
Berkumpul bersama dalam suatu system yang disebut descending control.
Enkefalin dan endorphin diduga menghambat impuls nyeri dgn memblok transmisi impuls ini didlm otak dan medulla spinalis.

Keberadaan enkefalin dan endorphin menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri yang berbeda dari stimuli nyeri yang sama.
Kadar endorphin beragam berbeda2 diantara individu
Individu endorphin yang banyak lebih sedikit merasakan nyeri dan sebaliknya

KORNU DORSALIS DAN JARAS ASENDEN

SISTEM KONTROL DESENDEN


PENGKAJIAN KEPERAWATAN TTG NYERI
Alat pengkajian nyeri harus memenuhi criteria :
Mudah dimengerti dan digunakan.
memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien
Mudah dinilai
Sensitif terhadap perubahan kecil dalam intensitas nyeri.

Deskripsi Verbal tentang Nyeri :
Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatannya.
Pengkajian mengenai nyeri menyangkut :
1. Intensitas nyeri
Pasien diminta untuk membuat tingatan nyeri pada skala verbal.

Ada 3 macam skala intensitas nyeri :
Deskripsi Sederhana

b. Nyeri Numerik 0 – 10

Skala Analog Visual (VAS)
Pasien diminta untuk menunjuk titk pada garis yang menunjukan letak nyeri di sepanjang rentang tersebut.
Ujung kiri menandakan tidak nyeri, ujung kanan menunjukan nyeri berat.
Untuk menilai hasilnya, sebuah penggaris dibuat pasien pada garis dari "tidak nyeri" diukur dan ditulis dalam cm.
Gambar

Menggunakan skala tertulis untuk mengkaji nyeri tidak mungkin dilakukan jika pasien serius atau dalam nyeri yang hebat atau baru saja mengalami pembedahan.

Karakteristik Nyeri
Menyangkut :
Letak
Durasi (menit, jam, hari, bulan, dsb)
Irama : terus menerus, hilang timbul, periode bertambah dan berkurangnya intensitas nyeri.
Kualitas nyeri : seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet.'

3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri
Misalnya membatasi bergerak, istirahat, obat-obat bebas dan apa yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyeri.

4. Efek nyeri terhadap ADL :
Tidur, napsu makan, konsentrasi, interaksi dgn orang lain, gerakan fisik, bekerja & gerakan yang santai.
Kekhawatiran individu tentang nyeri :
Beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.

MENGKAJI RESPONS FISIOLOGIK DAN PERILAKU TERHADAP NYERI

mengkaji indikasi fisiologis dan perilaku dari nyeri terkadang sulit, jika tidak mungkin.
Indikator fisiologis dan perilaku nyeri yang dapat diamati dapat saja minimal atau tidak ada; namun demikian, hal ini bukan berarti bahwa pasien tidak mengalami nyeri.
Banyak pemberi perawatan kesehatan lebih mengenal nyeri akut disbanding nyeri kronis.
_ Akibatnya

Pemberi perawatan kesehatan yang tidak mengenal respon fisiologis dan perilaku nyeri dapat menanyakan keberadaan nyeri pasien dengan tenang melaporkan nyeri berat atau pada pasien yang tidur nyenyak dengan cepat sebelum atau setelah melaporkan nyeri berat.

Tidak semua pasien dengan nyeri berat menampakan tanda-tanda fisiologis atau perilaku dari nyeri.
Tidak ada tanda-tanda ini tidak harus membuat perawat menyimpulkan bahwa nyeri tidak ada; keberadaan dari tanda-tanda ini tidak selalu berarti bahwa pasien mengalami nyeri.

1. Indikator Fisiologis
Perubahan fisiologis involunter dianggap sebagai indicator nyeri yang lebih akurat disbanding laporan verbal pasien.
Respon involunter ini seperti – meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, pucat dan berkeringat – adalah indicator rangsangan system saraf otonom, bukan nyeri.
Frekuensi jantung pasien dapat menurun dalam berespons terhadap nyeri akut dan meningkat hanya setelah nyerinya hilang (Moltner, Holel dan Strain, 1990).
Pasien yang mengalami nyeri akut yang hebat mungkin tidak menunjukkan frekuensi pernafasan yang meningkat, tetapi akan menahan napasnya.
.
Respon fisiologik harus digunakan sebagai pengganti untuk laporan verbal dari nyeri pada pasien tidak sadar dan jangan digunakan untuk mencoba memvalidasi laporan verbal dari nyeri individu.
Karena reaksi fisiologik yang dalam terhadap nyeri tidak dapat dipertahankan selama berminggu-minggu atau bertahun-tahun atau bahkan beberapa jam, pasien biasanya berespon secara berbeda terhadap nyeri akut dan nyeri kronis.
Pasien dengan nyeri kronis yang sangat dalam dapat tidak menunjukkan perubahan fisiologik.
Meskipun perubahan fisiologik yang berkaitan dengan respon stress dapat terjadi pada beberapa orang dengan nyeri akut, perubahan seperti itu tidak selalu terjadi; lebih jauh lagi, perubahan tersebut kurang mungkin terjadi dengan nyeri kronis.
2. Respon Perilaku Terhadap Nyeri.
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup
Perilaku verbal
Ekspresi Wajah
Gerakan tubuh
Kontak fisik dengan orang lain
Perubahan respon terhadap lingkungan.
Individu yang mengalami nyeri akut dapat :
Menangis
Merintih
Merengut
Tidak menggerakkan bagian tubuh
Mengepal
Menarik diri
Orang dapat menjadi marah atau mudah tersinggung dan meminta maaf saat nyerinya hilang.
Suara dari radio atau televisi dapat sangat menjengkelkan bagi orang yang sedang nyeri.
Perilaku ini sangat beragam dari waktu ke waktu.
Meskipun respon perilaku pasien dapat menjadi indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang tidak beres, respon perilaku seharusnya tidak boleh digunakan sebagai pengganti untuk mengukur nyeri kecuali dalam situasi yang tidak lazim dimana pengukuran tidak memungkinkan (mis, orang tersebut menderita retardasi mentasl yang berat atau tidak sadar).
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis.
Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis jika perilaku demikian merupakan respon normal terhadap nyeri.
Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat.
Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
Individu yang telah berhasil dalam meminimalkan efek nyeri kronik pada kehidupannya harus didorong ketimbang dipatahkan semangatnya dari koping dengan cara ini


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON SESEORANG TERHADAP NYERI
a. Pengalaman Masa Lalu Dengan Nyeri
Individu yang mempunyai pengalaman multiple dan berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding orang yang hanya mengalami sedikit nyeri.
Bagi kebanyakan orang, yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialami, maka makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan.
Individu dengan pengalaman nyeri berulang dapat mengetahui ketakutan peningkatan nyeri dan pengobatannya yang tidak adekuat.
Sekali individu mengalami nyeri berat, individu tersebut mengetahui hanya seberapa berat nyeri ini dapat terjadi. Sebaliknya, individu yang tidak pernah mengalami nyeri hebat tidak mempunyai rasa takut terhadap nyeri itu.
Cara seseorang berespons terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian nyeri selama rentang kehidupannya.
Individu yang mengalami nyeri selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dapat menjadi mudah marah, menarik diri dan depresi.
Efek yang tidak diinginkan yang diakibatkan dari pengalaman sebelumnya menunjukkan pentingnya perawat untuk waspada terhadap pengalaman masa lalu pasien dengan nyeri.
Jika nyerinya teratasi dengan cepat dan dengan adekuat, individu mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri dimasa mendatang dan mampu mentoleransi lebih baik.
Ansietas Dan Nyeri
Meskipun umum diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan.
Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stress praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif.
Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
Sebagai contoh
Pasien yang telah mendapatkan pengobatan kanker payudara 2 tahun yang lalu dan sekarang mengalami nyeri pinggang merasa takut bahwa nyeri tersebut merupakan indikasi dari metastasis.
_
Dalam kasus ini ansietas dapat mengakibatkan peningkatan nyeri.
Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara actual dapat menurunkan persepsi nyeri.
Contoh
Seorang ibu yang dirawat dengan komplikasi akibat kolesistektomi dan cemas tentang anak-anaknya dapat mencerpa lebih sedikit nyeri ketika ansietas mengenai anak-anaknya meningkat.

Pengunaan rutin medikasi antiansietas untuk mengatiasi ansietas pada seseorang dengan nyeri dapat membuat orang tidak melaporkan nyeri karena sedasi yang berlebihan dan dapat merusak kemampuan pasien untuk melakukan nafas dalam, turun dari tempat tidur dan kerja sama dengan rencana pemulihan.

Secara umum, cara yang lebih efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan pada nyeri ketimbang ansietas.

c. Budaya Dan Nyeri
Budaya dan etnik mempunyai pengaruh terhadap bentuk respon seseorang terhadap nyeri tetapi tidak mempengaruhi persepsi nyeri (Zatzick dan Dimsdale,1990).
Sejak dini pada masa kanak-kanak individu belajar dari sekitar mereka respon nyeri yang bagaimana yang dapat diterima atau tidak diterima.


_Sebagai contoh

Anak dapat belajar bahwa cedera akibat olah raga tidak diperkirakan akan terlalu menyakitkan dibandingkan dengan cedera akibat kecelakaan motor.yang lainnya mengajarkan anak stimuli apa yang diperkirakan akan menimbulkan nyeri dan respon perilaku apa yang diterima.

Keyakinan ini beragam dari satu budaya dengan budaya lainnya; karena orang dari budaya yang berbeda yang mengalami nyeri dengan intensitas yang sama dapat tidak melaporkannya atau bersepon terhadap nyeri tersebut dengan cara yang sama.
Harapan budaya tentang nyeri yang individu pelajari sepanjang hidupnya jarang dipengaruhi oleh pemajanan terhadap nilai-nilai yang berlawanan dengan budaya lainnya.
Akibatnya, individu yakin bahwa persepsi dan reaksi mereka terhadap nyeri adalah normal dapat diterima.
Nilai-nilai budaya perawat dapat berbeda dengan nilai-nilai budaya pasien dari budaya lain.
Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti meringis atau menangis yang berlebihan; mencari
Perda nyeri dengan segera dan meberikan deskripsi lengkap entang nyeri.
Harapan budaya pasien mungkin saja menerima orang untuk meringis atau menangis ketika merasa nyeri, untuk menolak tindakan pereda nyeri yang tidak menyembuhkan penyebab nyeri, dan untuk menggunakan kata sifat seperti "tidak tertahankan" dalam menggambarkann nyeri.

Pasien dari latar belakang budaya lainnya bisa bertingkah secara berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri dengan suara keras.
Perawat harus beraksi terhadap persepsi nyeri pasien dan bukan pada perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien dengan pasien lainnya.
Banyak sikap dan perilaku yang lain – seperti keinginan pasien untuk menerima kunjungan atau ingin sendiri atau sikap yang ditunjukan kepda diagnosis – dapat beragam daru satu budaya dengan budaya lainnya.
Mengenali nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan pada harapan dan nilai budaya seseorang.
Namun demikia, sama pentingnya untuk menghindari menyamaratakan pasien secara budaya.
Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien

d. Usia Dan Nyeri
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara luas.
Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan fisiologis dan psikologis yang menyertai proses penuaan.
Cara lansia berespon terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara bersepon orang yang berusia lebih muda.

Persepsi nyeri pada lansia mungkin berkurang sebagai akibat dari perubahan patologis berkaitan dengan beberapa penyakit (mis, diabetes), tetapi pada individu lansia yang sehat persepsi nyeri mungkin tidak berubah.
Karena individu lansia mempunyai metabolisme yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, analgesic dosis kecil mungkin cukup untuk menghilangkan nyeri.
Bila diberikan analgesic pascaoperatif, lansia menunjukkan keberhasilan peredaan nyeri dengan dosis opioid yang lebih kecil (Giuffre dkk,1991)
Meskipun banyak lansia mencari perawatan kesehatan karena nyeri, yang lainnya enggan untuk mencari bantuan bahkan ketika mengalami nyeri hebat karena mereka menganggap nyeri menjadi bagian dari penuaan normal.
Diperkirakan lebih dari 85 % dewasa tua mempunyai sedikitnya satu masalah kesehatan kronis yang dapat menyebabkan nyeri.
Lansia cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri yang berat dalam waktu yang lama sebelum melaporkannya atau mencari perawatan kesehatan
Yang lainnya tidak mencari perawatan, karena merasa takut nyerri tersebut menandakan penyakit yang seriur atau mereka takut kehilangan control.

e. Efek Plasebo
Terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau tindakan lain karena suatu harapan bahwa pengobatan atau tindakan tersebut akan memberikan hasil bukan karena tindakan atau pengobatan tersebut benar-benar bekerja.
Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah memberikan efek positif.
Efek placebo timbul dari produksi alamiah (endogen) endorphin dalam system control desenden.
Efek ini merupakan respon fisiologis sejati yang dapat diputarbalikan oleh nalokson, suatu antagonis narkotik.
Harapan positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan kefektifan medikasi atau intervensi lainnya.
Sering kali makin banyak petunjuk yang diterima pasien tentang kefektifan intervensi, makin efektif inntervensi tersebut nantinya.
Individu yang diberitahu bahwa suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hamper pasti akan mengalami pereedaan nyeri disbanding dengan pasien yang diberitahu bahwa medikasi yang didapatnnya tidak mempunyai efek apapun.
Hubungan pasien-perawatyang positif dapat juga menjadi peran yang mat penting dalam meningkatkan efek placebo.
Karena kesalahan persepsi tentang placebo dan efek placebo, prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk berikut selalu diingat :
Efek placebo bukan suatu indikasi bahwa seseorang tidak mengalami nyeri; sebaiknya, adalah suatu respon fisiologis yng nyata.
Plasebo tidak boleh digunakan untuk menguji kejujuran seseorang tentang nyeri atau sebagai pengobatan garis depan.
Respon positif terhadap placebo yaitu menurunkan nyeri, jangan pernah diinterprestasikan sebagai suatu indikasi bahwa nyeri yang dialami pasien tidak nyata.
Pasien jangan pernah diberikan suatu placebo (pil gula) sebagai suatu pengganti analgesic. Meskipun placebo dapat menghasilkan analgesia, pasien yangmenerima placebo dapat melaporkan nyerinya hilang atau mereka mengatakan merasakan sedikit lebih baik agar tidak mengecewakan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Perawat membantu meredakan nyeri dengan memberikan intervensi penghilang nyeri (termasuk pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis), mengkaji kefektifan intervensi tersebut, memantuau terhadap efek yang merugikan dan berperan sebagai advokat pasien apabila intervensi yang dianjurkan tidak efektif dalam meredakan nyeri.
Perawat bertindak sebagai educator bagi pasien dan keluarganya untuk memampukan mereka dalam menangani sendiri intervensi yang diharuskan bilamana memungkinkan.

MENGIDENTIFIKASI TUJUAN UNTUK PENATALAKSANAN NYERI
Informasi yang diperoleh perawat melalui pengkajian pasien digunakan untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan menangani nyeri.
Tujuan yang diidentifikasi didiskusikan atau divalidasi bersama pasien.
Bagi beberapa pasien, tujuan dapat merupakan peredaan nyeri total.
Namun begitu bagi banyak orang harapan ini tidak realistic.
Tujuan lainnya dapat mencakup penurunan intensitas, durasi atau frekuensi dari nyeri dan menurunkan efek-efek negative nyeri yang ada pada pasien.
Sebagai contoh, nyeri dapat berakibat negative yaitu menurunkan napsu makan atau mengganggu tidur dan dengan demikian menghambat penyembuhan dari penyakit akut.
Pada kasus tersebut tujuan penatalaksanaan adalah dapat tidur dengan nyenyak dan mendapat nutrisi yang adekuat.
Nyeri kronis dapat menurunkan kualitas hidup individu dengan mengganggu kerja dan hubungan interpersonal.
Dengan demikian, tujuannya dapat menurunkan kehilangan waktu untuk bekerja atau meningkatkan kualitas hubungan interpersonal.
Untuk menentukan tujuan, perlu mempertimbangkan banyak factor seperti :
Beratnya nyeri sesuai penilaian pasien
antisipasi efek yang membahayakan dari nyeri.pasien "beresiko tinggi " berada pada resiko yang lebih tinggi terhadap efek membahayakan dari nyeri disbanding pasien sehat yang lebih muda.
Durasi nyeri yang diantisipasi
Tujuan untuk pasien mungkin dapat dicapaimelalui farmakologik atau nonfarmakologik , noninvasive.
Dalam tahap penyakit akut, pasien mungkin tidak mampu untuk ikut serta secara aktif dalam tindakan pereda nyeri
Jadi sejalan dengan kemajuan pasien melalui tahap pemulihan, tujuannya dapat berupa peningkatan penggunaan penatalaksanaan mandiri tindakan pereda nyeri.

HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN DAN PENYULUHAN PASIEN
Dua tindakan keperawatan yang menjadi dasar dari semua penatalaksanaan nyeri lainnya adalah
Hubungan perawat-klien
Penyuluhan pada pasien tentang nyeri dan cara meredakannya. Aktivitas ini dapat menurunkan nyeri saat tidak adanya tindakan pereda nyeri lainnya.
Hubungan perawat-pasien yang positif penting dalam komunikasi dan penyuluhan yang efektif.
Kepercayaan adalah suatu elemen penting dalam hu ungan ini.
Menunjukkan kepada pasien tentang keyakinan perawat bahwa pasien menderita nyeri sering membantu mengurangi ansietas.
Untuk mengatakan pada pasien, "saya mengerti anda mengalami nyeri" sering akan membuat pasien tenang.
Kadang kala, pasien yang takut bahwa tidak seorangpun yang percaya laporannya mengani nyeri akan tenang ketika ia mengetahui bahwa perawat dapat dipercaya bahwa ia benar-benar mengalami nyeri,
Perawat juga memberikan informasi melalui penyuluhan pasien tentang bagaimana nyeri dapat dikontrol.
Pasien diinformasikan ,sebagai contoh, bahwa nyeri harus dilaporkan dalam tahapan yang sagant dini.
Bila pasien menunggu terlalu lama untuk melaporkan nyerinya, nyeri dapat menjadi demikian hebat sehingga sulit untuk diredakan.
Hubungan perawat-pasien yang positif dan penyuluhan merupakan kunci vdari penatalaksanaan analgesia pada pasien yang mengalami nyeri karena komunikasi yang terbuka dan kerjasama pasien penting untuk keberhasilannya.
Penyuluhan sama pentingnya karena pasien atau keluarga mungkin bertanggungjawab terhadap penanganan nyeri di rumah dan mencegah serta menangani efek samping.

MEMBERIKAN PERAWATAN FISIK
Pasien dengan nyeri mungkin tidak mampu untuk ikut serta dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang lazim atau untuk melakukan perawatan diri yang lazim.
Karenanya, penting artinya untuk membantu individu yang nyerinya menggangu perawatan diri untuk menjalankan aktivitas ini.
Pasien sering lebih nyaman saat kebutuhan fisik dan perawatan dirinya terpenuhidan upaya telah dibuat untuk memastikan posisinya senyaman mungkin.
Baju yang bersih dan mengganti linen tempat tidur sejalan dengan upaya untuk membuat pasien merasa segar.(mis menyikat gigi, menyisir rambut) sering meningkatkan tingkat kenyamanan dan meningkatkan keefektifan tindakan pereda nyeri.
Pemberi perawatan fisik pada pasien juga memberikan kesempatan pada perawat untuk melakukan pengkajian secara lengkap dan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin memperberat rasa tidak nyaman dan nyeri pada pasien.
Sentuhan fisik yang sesuai dan lembut selama merawat dapat menenangkan dan menyenangkan.

MENANGANI ANSIETAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI.
Ansietas dapat mempengaruhi respons pasien terhadap nyeri.
Pasien yang mengantisipasi nyeri dapat menjadi lebih cemas.
Mengajarkan pasien tentang sifat dari pengalaman nyeri yang akan dialami dan cara-cara yang ada untuk menurunkan nyeri sering menurunkan ansietas.
Orang yang mengalami nyeri akan menggunakan strategi yang dipelajari sebelumnya untuk mengurangi nyeri.
Pembelajaran tentang tindakan pereda nyeri dapat mengurangi ancaman nyeri dan memberikan individu indera kendali.
Apa yang dijelaskan tentang tindakan-tindakan pereda nyeri akan tersedia dan keefektifannya dapat juga mempengaruhi ansietas.
Ansietas pasien mungkin diturunkan dengan cara menjelaskan yang menunjukkan tingkat pereda nyeri yang dapat diperkirakan dari setiap tindakan.
Sebagai contoh, pasien yang sebelumnya telah diinformasikan bahwa suatu intervensi todak dapat meredakan nyeri secara menyeluruh lebih sedikit kemungkinannya untuk menjadi cemas ketika nyeri mencapai tingkatan tertentu masih dirasakan.
Ansietas yang diakibatkan oleh antisipasi nyeri atau pengalaman nyeri itu sendiri sering dapat diatasi secara efektif dengan membina hubungan dengan pasien dan melaluipenyuluhan pasien.
Pasien yang cemas tentang nyeri, mungkin kurang mentoleransi nyeri.
Hal ini selanjutnya dapat meningkatkan tingkat ansietas lebih lanjut.
Penting artinya untuk menghentikan proses ini untuk mencegah peningkatan nyeri dan ansietas.
Nyeri tingkat rendah lebih mudah untuk diturunkan atau dikontrol dibanding dengan tingkat yang lebih berat.
Konsekuensinya, tindakan pereda nyeri harus digunakan sebelum nyeri menjadi lebih parah.
Banyak pasien merasa yakin bahwa mereka tidak boleh meminta tindakan pereda nyeri sampaui tidak mampu lagi untuk mentoleransi nyerinya, membuatnya sulit bagi medikasi untuk memberikan peredaan.
Karenanya, pereda atau control nyeri akan lebih berhasil bila tindakan pereda nyeri digunakan sebelum nyeri menjadi tidak tertahan lagi.

STRATEGI PENATALAKSANAAN NYERI
Menurunkan nyeri sampai tingkat "yang dapat ditoleransi " pernah dianggap sebagai tujuan dari penatalaksanaan nyeri.
Namun begitu, pasien yang menggambarkan nyerinya telah hilang sekalipun, sering melaporkan gangguan tidur dann jelas tertekan karena nyeri yang dialaminya.
Dengan mengingat efek membahayakan nyeri dan pentalaksanaan nyeri yang tidak adekuat, tujuan yang hanya membuat nyeri dapat ditoleransi telah digantikan oleh tujuan menghilangkan nyeri.
Strategi penatalakasanaan nyeri mencakup:
Intervensi Non farmakologis.
Intervensi farmakologis
Semua intervensi akan sangat berhasil bila dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih parah dan keberhasilan terbesar sering dicapai jika beberapa intervensi diterapkan secara simultan.

Intervensi Non Farmakologi
Distraksi
Relaksasi
Stimulasi kulit
Imajinasi terbimbing

b. Intervensi Farmakologi
Menangani nyeri yang dialami pasien melalui intervensi farmakologis dilakukan dalam kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utma lainnya dan pasien.
Obat-obat tertentu untuk penatalaksanaan nyeri mungkin diresepkan atau kateter epidural mungkin dipasang untuk memberikan dosis awal.

PENGKAJIAN SEBELUM MEMBERIKAN ANALGESIA
Sebelum memberikan obat-obatan apa saja, pasien ditanyakan tentang alergi terhadap medikasi dan sifat dari segala respon alergi sebelumnya.
Alergi sejati atau respon anafilaktik terhadap opioid merupakan hal yang tidak lazim.
Deskripsi pasien tentang respon atau reaksi harus didokumentasikan dan dilaporkan sebelum medikasi diberikan.
Obat-obat tertentu atau kondisi dapat mempengaruhi keefektifan analgesia atau metabolisme dan akskresi medikasi analgesuia.
Sebelum memberikan preparat analgesic untuk meredakan nyeri, perawat harus mengkaji status terakhir pasien, termasuk intensitas nyeri, perubahan-perubahan dalam intensitas nyeri setelah dosis medikasi sebelumnya dan efek-efek samping medikasi.


ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI
Dermatom
Bagian tubuh yang dipasok oleh suatu pasang ganglia radiks dorsalis.
2. Nosiseptor
Serabut saraf yang mentranmisikan nyeri
3. Non nosiseptor
Serabut saraf yang tidak bisa mentransmisikan nyeri.
4. Ambang nyeri
Stimulus yang paling kecil yang akan menyebabkan nyeri.
5. Toleransi nyeri
Intensitas maksimum atau durasi nyeri yang individu ingin untuk dapat ditahan

Adhe_Blazzerikers

PERSONAL HYGIENE

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Fisiologi Kulit

Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.

Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebun yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen yang terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.

Fungsi Kulit :

1. Proteksi tubuh
2. Pengaturan temperatur tubuh
3. Pengeluaran pembuangan air
4. Sensasi dari stimulus lingkungan
5. Membantu keseimbangan carian da eletrolit
6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D

Macam-macam Personal Hygiene

1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telingga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Tujuan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

1. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene

1. Status sosial-ekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya

1. Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

1. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

1. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

1. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

1. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

Personal hygiene
(Kebersihan diri)
oleh: Agus Pradjawanto
Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara kesehatannya.Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Oleh karena itu perlu bantuan orang lain.Peran perawat dalam personal hygiene adalah untuk mempertahankan atau membantu klien memelihara integritas kulit sehingga sel-sel kulit mendapat nutrisi dan hidrasi yang diperlukan untuk menahan cedera dan penyakit.
Tujuan perawatan personal hygiene adalah
· Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
· Menghilangkan bau badan yang berlebihan
· Memelihara integritas permukaan kulit
· Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
· Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
· Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
· Meningkatkan percaya diri seseorang
· Menciptakan keindahan
· Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
Prinsip dalam melakukan perawatan personal hygiene adalah
· Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene
· Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
  1. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
  1. Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
  1. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
  1. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
Anatomi dan fisiologi
Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa. Membra merupakan jaringan epitel yang melapisi dan melindungi organ ,mensekresi mukus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan dan mengabsorbsi nutrien.
Mulut atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut , leher sepanjang sisi dinding rongga,lidah serta otonya, langi-langit mulut bagian depan dan belakang yang mebentuk akar rongga.
Kelainan / Patofisiolologi gigi dan mulut
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
· Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
· Akibat lain dari gigi tidak terawat
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.
.
· Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada asaliva yang secara normal ditemukan pada mulut, yang membentuk lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegh disolusi bakteri pada rongga mulut. Asam akhirnya merusak gigi dan email, pada kasus yang berat, merusak pulpa atau jaringan spon dalam gigi. Lubang pertama kali mulai sebagai diskolorasi pengapuran putih dari gigi. Selanjutnya dengan berkembangnya lubang, gigi menjadi kecoklatan atau kehitaman.
· Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah pyorrhea. Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau ligament periodontal (mosby, 1994). Diperkirakan bahwa 25% - 75% populasi orang dewasa dengan gigi alami memiliki beberapa bukti dari penyakit ini (Coleman, Nelson, 1993). Penambahan penyakit seperti berikut:
Deposit kalkulus pada gigi digaris gusi.
Gingiva menjadi bengkak dan perih.
Peradangan menyebar, pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gingival, gusi menyusut.
Tulang alveolar hancur, dan gigi lepas (lewis, collier, 1996).
· Halitosis (bau nafas) merupakan masalah umum. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk, memasukkan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang tepat mengeliminasi bau, kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
· Perawat seringkali menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, nafas mulut, dan saliva yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis., pemberian minyak pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep antijamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
· Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdaiah; bengkak, jaringan yang radang; garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gigi dan kehilangan gigi tiba-tiba. Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipertahankan, maka bekteri mati, disebut tartaryang mengumpul disepanjang garis gusi. Tartar menyerang gusi dan serat yang menempel pada gigi, akibatnya kehilangan gigi. Tindakan preventif paling baik adalah pembersihan dengan flossing dan gosok gigi yang teratur.
· MASALAH MULUT LAIN
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).
Nursing proses
A. Pengkajian
Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang andotrakea.
B.Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut :
  1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
  2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
  3. Klien akan mencapai rasa nyaman .
  4. klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C. Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi
• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari
• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi

KONSEP PERSONAL HYGIENE
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Fisiologi Kulit
Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisanepidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.
Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejarsebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebun yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen yang terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.
Fungsi Kulit :
1. Proteksi tubuh
2. Pengaturan temperatur tubuh
3. Pengeluaran pembuangan air
4. Sensasi dari stimulus lingkungan
5. Membantu keseimbangan carian da eletrolit
6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D
Macam-macam Personal Hygiene
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telingga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Tujuan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
1. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
1. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
1. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
1. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
1. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
1. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
1. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

1. Pengertian personal hygiene
Personal hygiene atau perawatan diri/kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
2. Jenis Perawatan Diri
a. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, yang mana perawatan kulit seperti mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta merangsang sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman.
b. Perawatan diri pada kuku tangan dan kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Yang bermanfaat mencegah infeksi dan rasa nyaman pasien. Perawatan memotong kuku jari tangan dan jari kaki untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam kuku yang panjang, dan Bau kaki dan cedera pada jaringan lunak Sering kali klien tidak menyadari masalah pada kuku tangan dan kaki sampai terjadi nyeri atau rasa tak nyaman.
c. Perawatan diri pada rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah kepala. Untuk menjaga supaya rambut kelihatan bersih dan tidak berketombe dianjurkan minimal sekali seminggu keramas ( cuci rambut ) dengan memakai samphoo. Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau.
d. Perawatan diri pada mulut dan gigi
Gigi dan mulut harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini kuman dapat masuk. Sehingga menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang ( Caries ) dan menyebabkan sakit gigi. .Sebagaiman kita ketahui gigi berfungsi disamping untuk keindahan juga untuk mengunyah makanan , jika terjadi sakit gigi apalagi kalau gigi ompong maka sangat menyulitkan untuk makan.
e. Kebutuhan kebersihan lingkungan pasien
Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang dimaksud disini adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa ada gangguan selama tidur sehingga dapat membantu proses penyembuhan.

Personal Higiene
* KEBERSIHAN MULUT DAN GIGI DIJAGA DENGAN :
1. Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah.
Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter gigi.
2. Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi.
Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.
3. Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.
* KEBERSIHAN KEPALA, RAMBUT DAN KUKU :
1. Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.
2. Potong kuku secra teratur.
* KEBERSIHAN TEMPAT TIDUR :
  1. Tempat tidur harus selalu dibersihkan. Kasur yang cekung ditengah hendaknya dibalik setiap kali bila tempat tidur dibersihkan. Juga kasur harus dijemur ditengah terik matahari.
* KEBERSIHAN KULIT (MANDI) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan, menggunakan
* KEBERSIHAN MATA :
Elastisitas lensa mata pada lanjut usia berkurang. Akibatnya, tulisan yang kecil menjadi kabur pada jarak normal, tapi jadi terang bila jarak didekatkan.
Gejala yang tak normal antara lain :
· Penglihatan menjadi ganda
· Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
· Sakit pada mata
· Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
· Mata yang kemerahan
· Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
Bila ada gejala-gejala ini, harus segera mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila tidak ada kelainan.
Tidak usah menunggu sampai dua tahun bila ada kelainan-kelainan seperti :
· Kesulitan membaca
· Memasukkan benang ke lubang jarum
· Kesulitan membaca nomor bus dan lain-lain
Sabun yang halus dan jangan terlampau sering karena dapat mempengaruhi keadaan kulit yang sudah kering dan keriput.
Manfaat mandi adalah menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang peredaran darah, memberikan kesegaran pada tubuh.