Adhe_Blazzerikers
Jumat, 23 Maret 2012
Mengukur
Tanda-tanda vital (vital sign)
PENGERTIAN
Pemeriksaan tanda vital adalah
merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya perubahan sistem tubuh.
Tanda vital meliputi : tekanan
darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai
nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka
mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.
Misal suhu tubuh meningkat berarti
ada metabolisme yang terjadi dalam tubuh atau sebagai respon imun tehadap
bakteri dan virus. atau jika denyut nadi meningkat maka pasti ada perubahan
pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.
Pengkajian/pemeriksaan tanda vital
yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien
saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan
terhadap perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya
pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang
lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada
pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami
kegawat daruratan/kritis.
B. PERSIAPAN ALAT SECARA UMUM
Alat-alat yang harus dipersiapkan
sebelum melaksanakan tindakan:
1. Sfigmomanometer (tensimeter)
-
Model air raksa atau jarum
2. Arloji (jam tangan)
3. Thermometer (pengukur suhu).
4. Stetoscop
C. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN TINDAKAN
-
Tahap memulai tindakkan dapat
dimulai dari: Pengukuran suhu, Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan,
Pemeriksaan tekanan darah.
1. Pengukuran suhu secara manual
§
Tujuan:
-
Pengukuran suhu tubuh untuk
mengetahui rentang suhu tubuh tiap waktu pengkajian.
§
Persiapan alat:
-
Thermometer air raksa ( aksila, oral
dan rectal)
-
Tissu kering
-
Bengkok
-
Vaselin (untuk pengkajian suhu
rektal)
-
Botol disinfektan, ada 3 jenis
bahan:
1) Berisi larutan lisol 2%
2) Berisi larutan sabun
3) Berisi air bersih
§
Prosedur pelaksanaan:
Ø
Pemeriksaan suhu melalui oral
-
Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
-
Cuci tangan
-
Gunakan sarung tangan (handscond)
-
Mengatur posisi klien (duduk)
-
Turunkan suhu pada thermometer
sampai angka 35°c
-
Tentukkan letak bawah lidah
-
Letakkan termometer di bawah lidah
dan sejajar dengan gusi
-
Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5
menit
-
Angkat dan baca hasil (dalam membaca
luruskan dan sejajarkan dengan mata pembaca kemudian baca hasil dengan seksama
sebatas mana air raksa berhenti, catat hasil)
Ø
Pemeriksaan suhu melelui aksila
-
Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
-
Cuci tangan
-
Gunakan sarung tangan (handscond)
-
Mengatur posisi klien (duduk)
-
Turunkan suhu pada thermometer
sampai angka 35°c
-
Letakkan thermometer pada daerah
aksila kemudian suruh pasien menjepit sampai 3-5 menit.
-
Mencatat hasil
-
Bersihkan thermometer
Ø
Pemeriksaan suhu melalui rectal.
-
Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
-
Cuci tangan
-
Gunakan sarung tangan (handscond)
-
Atur posisi dengan menyuruh pasien
miring kiri
-
Turunkan suhu pada thermometer
sampai angka 0°c dan oleskan vaslin secukupnya
-
Turunkan pakaian pasien sampai
bagian gluteal dan tetap menjaga privacy pasien.
-
Letakkan telapak tangan pada sisi
gluteal pasien dan masukkan thermometer ke dalam rectal, suruh pasien menahan
sampai 3-5 menit dan usahakan jangan sampai berubah posisi.
-
Setelah selesai angkat thermometer
dan baca/catat hasil
-
Bersihkan thermometer
2. Pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakkan
indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa
dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer
yang lain.
Nilai normal nadi adalah : 60-80
x/menit
Tujuan
-
Mengetahui denyut nadi (irama,
frekuensi, dan kekuatan pulsasi)
-
Menilai kemampuan fungsi
kardiovaskuler.
Alat dan bahan
-
Arloji /stop-watch
Prosedur pelaksanaan
-
Menjelaskan prosedur pada klien
-
Cuci tangan
-
Atur posisi klien dengan tidur
terlentang
-
Atur posisi tangan sejajar dengan
tubuh dan posisi supinasi.
-
Tentukkan posisi arteri radialis
yang akan di palpasi
-
Hitung denyut nadi dengan mempalpasi
arteri radialis dengan mencocokkan denyut pertama dengan jarum panjang pada
arloji.
-
Catat hasil pengukuran.
3. Pemeriksaan pernafasan
Nilai pemeriksaan pernafasan
merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang
didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2.
Tujuan
-
Mengetahui frekuensi, irama, dan
kedalaman pernafasan.
-
Menilai kemampuan fungsi pernafasan
Alat dan bahan
-
Arloji /stop-watch
Prosedur pelaksanaan
-
Menjelaskan prosedur pada klien
-
Cuci tangan
-
Atur posisi pasien dengan berbaring
-
Alihkan perhatian pasien dengan
menatap ke atas
-
Hitung frekuensi pernafasan
-
Dan catat hasil
4. Pemeriksaan tekanan darah
Nilai tekanan darah merupakan
indicator untuk menilai system kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan
nadi. Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu: metode langsung dan
tak langsung.
Metode langsung yaitu:
memasukkan kanula atau jarum
langsung ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer. Metode ini
adalah metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan memerlukan
metode khusus.
Metode tidak langsung:
Adalah metode yang menggunakan
manset yang disambungkan ke sfigmanometer.
Mekanisme metode ini adalah dengan
mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri brakhialis dengan
menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel
darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding
arteri maka timbul bunyi “ dug..dug”
Tujuan
-
Mengetahui nilai tekanan darah
Persiapan Alat
-
Sfigmanometer air raksa atau jarum
-
Stetoskop
Prosedur pelaksanaan
-
Jelaskan prosedur pada pasien
-
Cuci tangan
-
Atur posisi pasien dengan tidur
terlentang
-
Atur tangan dengan posisi supinasi
-
Keataskan lengan baju
-
Pasang manset pada lengan atas, 3 cm
diatas fossa cubitti dan jangan pada lengan yang terpasang infuse.
-
Memasang manset jangan terlalu ketat
maupun longgar tetapi yang pas melekat pada lengan.
-
Pasang stetokop di bawah manset pas
diatas arteri brakialis untuk memudahkan auskultasi (atau boleh di luar manset)
-
Tentukkan denyut nadi radialis
-
Pompakan balon manset sampai nadi
radialis tidak teraba dan pompakan lagi kira-kira 20 mmHg setelah nadi tidak teraba.
-
Pasang stetoskop pada telinga sambil
memegang nadi radialis turunkan udara dalam manset sampai terdengar bunyi
koroktoff pertama dan pertama kali denyut nadi teraba ingat-ingat angka pada
tensimeter, itu adalah tekanan sisitolik, kemudian turunkan lagi sampai
bunyi tidak terdengar pertama kali itu adalah tekanan diastolic.
-
Catat hasil pengukuran dan
beritahukan kepada pasien, missal : sistolik 150 mmHg dan diastolic 100 mmHg
atau ditulis TD: 150/100 mmHg.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar